11 December 2010

Perkawinan Dua Media

16 komentar
Estúdio 1 da Rádio Universidade de Coimbra


photo © 2010 Ines Saraiva | more info (via: Wylio)
Baru beberapa hari ini saya menggunakan fasilitas radio streaming. Apa radio streaming itu? Berikut penjelasan Wikipedia mengenai Radio streaming.
Cara yang digunakan untuk menyiarkan radio internet adalah melalui teknologi streaming, yaitu teknologi yang dapat menerima serta mengirim informasi dari satu pihak ke pihak lain menggunakan alat yang dapat menerima aliran media streaming tersebut juga. Teknologi streaming ini menggunakan lossy audio codec, yaitu program komputer yang berfungsi untuk mengkompres audio maupun video berdasarkan data yang diformat melalui streaming suara ke radio internet. Format audio streaming termasuk MP3, Ogg Vorbis, Windows Media Audio, RealAudio dan HE-AAC (kadang-kadang disebut aacPlus).
Radio-radio di sekitar kita sudah banyak yang ber-streaming ria. Pada umumnya, radio berafiliasi dengan penyedia jasa streaming, misalnya Jogjastreamer, SiaranRadio,  dll. Cara kedua adalah lewat hosting streaming radio, misalnya Listen2myradio, sebagaimana yang dilakukan JPIFM.
Dari beberapa radio yang saya temukan di internet, ada satu radio (mungkin ada yang lain, tapi sejauh yang saya temukan baru ini) yang berbeda. Radio tersebut adalah Radio GGLink 107,6 FM.
Apa perbedaannya?
Bila kita lihat radio-radio yang berafiliasi dengan  penyedia jasa streaming, radio-radio tersebut hanya meng-online-kan  radio mereka ke jaringan internet. Coba saja buka Jogjastreamer. Di dalamnya ada banyak radio yang online. Kita tinggal memilih radi mana yang hendak kita dengarkan. Dari sana kita "hanya" bisa mendengar  siaran radio yang kita pilih.
Radio GGLink memiliki  website sendiri. Web radio ini tak ubahnya seperti web-web berita yang lain, berisi berita-berita, utamanya berita seputar Wonogiri. Setelah membuka webnya, kita bisa mendengar siaran radio. Jadi di web ini pengunjung dapat mendengaran siaran radio streaming, membaca berita-berita yang diterbitkan, bahkan berkirim salam dan request lagu karena di web tersebut tersedia fasilitas ShoutMix Chat yang mana penyiarnya pun selalu online.
Pendengar radio konvensional (pendengar lewat pesawat radio) pun akan mendapatkan informasi atau berita sebagaimana yang ditampilkan dalam web karena sesekali penyiar membacakan berita-berita yang ada di web tersebut. Lengkaplah perkawinan dua media ini.
Menangkap Peluang
Wonogiri adalah daerah perantau. Sebagian besar warganya berada di perantauan untuk mencari nafkah. Mungkin inlah peluang yang diambil oleh radio ini. Supaya warga wonogiri di perantauan tetap bisa mendapatkan informasi, dibuatlah website plus streaming radio. Para perantau akan merasa berada di kampung halamannya dengan mendengarkan radio, membaca berita, dan berkirim salam dengan kerabat di desa. Kiriman salam seperti ini rasanya mustahil dilakukan pada radio konvensional: "Dari Yu Painem di Kismantoro buat Mas Edi di Pulogadung, selamat berkativitas aja."
Radio baru
Radio yang disiarkan dari Jalan Nakulo IV No.9 Wonokarto Wonogiri.ini ternyata radio baru. Dalam websitenya disebutkan radio ini berdiri pada tanggal 12 Septembe 2010. Berart radio baru kan? Meskipu radio baru, dengan mengandalkan pendekatan psikologis pada para perantau, saya yakin radio ini telah banyak didengarkan warga Wonogiri di Jakarta, Surabaya, bahkan yang di luar negeri.
Sukses untuk Radio Gunung Gandul Link 107.6 FM Wonogiri.

16 Responses so far

  1. rizal says:

    ndengerin radio streaming ataupun liat TV streaming memang asyik,,,,,lebih ada sensasinnya, tapi buat koneksi keong pincang,,,ini sungguh menyiksa


    heheheheee

  2. Sukadi says:

    dengan kemajuan teknologi semakin memperpendek jarak dan memperlebar wawasan... :)

  3. wah, perkembangan teknologi digital memang sudah saatnya diakrabi para netter, pak eko. saya juga suka memutarnya meski belum memasang kodenya di blog. makin mantab.

  4. tama_chan says:

    Kalo dipikir2, kini mendirikan media apapun bisa langsung 'mendunia' ya... :)

  5. Om pomo says:

    tank. nambh wawasnku

  6. Naya says:

    perpaduan yang membuat segalanya menjadi lebih mudah

  7. Unknown says:

    salam sahabat
    kunjungan pagi mo baca-baca artikelnya
    terima kasih

  8. pakeko says:

    All: Maaf baru bisa bales comment-nya. Terima kasih telah mengapresiasi tulisan saya.

  9. fizer0 says:

    saya juga udah sering dengerin radio streaming,,
    maklum di perantauan kadang pengen denger radio di kampung halaman,, hhe

  10. ekoph says:

    Jadi merasa di kampung halaman ya...

  11. Dwi says:

    wah berarti dengar radio sekalian baca beritanya, jadi multifungsi gitu radio jaman sekarang ya Pak..

  12. pakeko says:

    Mas Dwi: Iya mas... konsepnya sprti websitenya TV.

  13. adeTruna says:

    lucu bagian yang ini:
    "Dari Yu Painem di Kismantoro buat Mas Edi di Pulogadung, selamat berkativitas aja."

  14. choirul says:

    sebenarnya siaran tipi itu juga harus bersifat lokal kan?

  15. saya dengerin radio streaming kalau ada kerjaan tapi bosen denger lagu yang ada di kompi.. lumayan seperti ada temennya walau lagi kerja sendiri..

    mohon ijinnya ya untuk link blog ini di blog saya
    terimakasih

  16. Di era digital ini memang radio streaming bisa menjadikan obat yang mujarab, terutama para perantau, karena selama merantau apalagi yang jauh dari Wonogiri , bisa mendengarkan radio dengan nuansa wonogiri bisa menjadikan Tombo Kangen

Leave a Reply

Terima kasih Anda telah membaca tulisan ini. Silakan memberikan komentar sebagai bentuk apresiasi Anda!

Photobucket  photo doltinuku.jpg